Selasa, 26 Agustus 2014

Siklus Harga Emas





Lhistoire se Repete” Sejarah selalu berulang! Demikian kata orang Prancis. Bung Karno juga mengingatkan “JAS MERAH”, Jangan Sekali-kali Melupakan sejarah. Dunia tak akan lepas dari suatu siklus, siklus tanam-panen, musim hujan-kemarau dan banyak lagi. Walaupun siklus-siklus tersebut akhir-akhir ini mengalami banyak anomali tetapi tetap akan berlaku juga. 
Lalu bagaimana dengan emas? Apakah ada siklus atau polanya? Tentu ada, menilik pola beberapa tahun terakhir maka bisa saya gambarkan bahwa terdapat pola seperti di bawah ini:
  • Pada Kwartal 1 (Januari, Februari, Maret) harga emas biasanya akan lebih tinggi daripada kwartal 4(Oktober,November,Desember) tahun sebelumnya.
  • Pada Kwartal 2 (April,Mei,Juni) harga emas mulai menunjukkan tren penurunan menuju titik terendah pada tahun tersebut terutama di bulan juni.
  • Pada Kwartal 3 (Juli,Agustus,September) harga emas akan turun lebih dalam lagi di bulan Juli. Selanjutnya pada bulan Agustus, September mulai merangkak naik dari level terendahnya.
  • Pada Kwartal 4 (Oktober, November, Desember) harga emas akan menuju titik tertingginya, lebih tinggi daripada Kwartal 1 (Januari, Februari, Maret) tahun yang sama.
Biar lebih mudah, akan saya berikan gambarannya berdasarkan data tahun 2010 dan 2011.
  • Pada Kwartal 4 (Oktober, November, Desember) 2010 harga emas berada di angka Rp 380.000/gr.
  • Pada kwartal 1 (Januari, Februari, Maret) 2011 harga emas di kisaran Rp 430.000/gr. Terjadi kenaikan sebesar Rp 50.000/gr dari Kwartal 4 tahun 2010
  • Pada Kwartal 2 tahun 2011, harga emas mulai berlahan menurun dari harga di Kwartal 1, bulan April harga emas mulai turun menjadi Rp 420.000/gr, bulan Mei turun lagi sekitar Rp 415.000 dan bulan Juni menjadi Rp 407.000/gr
  • Kwartal 3 tahun 2011, di bulan Juli harga emas bisa jadi turun lebih dalam atau tetap. Pada bulan Agustus harga naik kembali menjadi Rp 450.000/gr dan pada September naik lagi menjadi Rp 475.000/gr.
  • Kwartal 4 tahun 2011, bulan Oktober emas mulai menyentuh angka Rp 500.00/gr, dan terus naik secara gradual di angka Rp 550.000/gr dari bulan Oktober, November, dan Desember.

Jadi bila anda menginginkan membeli harga emas di harga terendah maka belilah di rentang waktu Juni-Juli. Dan apabila anda menginginkan menjual emas anda dengan harga tinggi maka jual lah di rentang kwartal ke-4 antara bulan Oktober, November, dan Desember. Semoga siklus atau pola kenaikan dan penurunan harga emas ini bermanfaat.

Minggu, 24 Agustus 2014

RESEP INVESTASI DARI LO KHENG HONG

BISNIS.COM, JAKARTA -- Bagi Anda investor pasar saham di Indonesia, tentu tidak asing dengan sosok Lo Kheng Hong. Kalaupun tidak mengenal secara pribadi orangnya, minimal pernah mendengar nama yang kerap disebut-sebut sebagai Warren Buffet-nya Indonesia.

Lo Kheng Hong merupakan investor saham yang dinilai cukup sukses. Di usia yang tak lagi muda, dia kini kerap mondar mandir diminta menjadi pembicara untuk sekedar berbagi kiat sukses berinvestasi di pasar modal.

Gaya bertuturnya kalem, pelan, dan tak ada kesan menggurui. Dia sering menggambarkan gaya investasi sahamnya seperti halnya orang tidur.

Jika seorang investor saham jeli memilih saham perusahaan yang berkinerja dan prospek yang baik, tentu harga saham perusahaan itu berpeluang akan terus naik. Artinya, tanpa perlu memantau dari hari ke hari perkembangan harga sahamnya di pasar, sebuah perusahaan yang berkinerja baik tentu akan memberi imbal hasil yang optimal ke depan.

Ada sisi menarik yang dapat dipelajari dari Lo Kheng Hong, terutama dari cara dan gaya dia menganalisa prospek saham sebuah perusahaan.

Hal pertama yang digarisbawahi olehnya, setiap investor saham harus rajin menggali sebanyak mungkin informasi, baik melalui keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), membaca referensi lainnya, atau paling mudah dengan membaca koran.
 
 
"Koran itu sumber informasi berharga. Saya langganan empat koran. Bayangkan, hanya dengan membayar Rp360.000 per bulan, saya bisa dapat banyak informasi dari sana," ujarnya dalam sebuah seminar "Market Update, Economic Outlook, How To Be A Succes Investor" IDX Investor Club, Sabtu (29/6/2013). 

Selain itu, dia memegang betul prinsip 'buy what you know and know what you buy'. Kenali betul perusahaan yang Anda beli sahamnya.

Hal ini untuk memastikan kinerja perusahaan ke depan sehingga dana investasi yang dikeluarkan benar-benar akan memberi keuntungan. Meski banyak bermunculan berbagai macam model analisa mengenai pergerakan harga saham, Lo Kheng Hong menilai itu semua bukan menjadi tolak ukur utama. Meskipun dia secara pribadi lebih percaya diri menggunakan analisa fundamental untuk memilih sebuah saham perusahaan tercatat.
Dia memberi istilah analisa saham secara fundamental maupun teknikal ibarat kandang dan sapi.
 
Sering kali, katanya, investor saham hanya melihat sapi yang ada didalam kandang. Uniknya lagi, sapi yang diperhatikan betul itu hanya buntut-nya saja.

"Selama buntut sapi masih bergerak naik turun, maka investor melihat itu sebagai peluang untuk mendapatkan untung. Dia tidak melihat bagaimana kandangnya atau kondisi sapinya," katanya.

Dengan kata lain, pemahaman secara fundamental yang di antaranya mencakup bisnis yang dijalankan perusahaan, bagaimana prospek pasarnya, lebih kerap dikesampingkan.

Investor lebih senang melihat fluktuasi pergerakan harga sahamnya dibandingkan dengan memperhatikan dan mendalami kinerja perusahaannya. Dia mengaku hampir semua investasi yang dijalankan bersifat jangka panjang dan selama ini memberi keuntungan yang menjanjikan.

Dengan model investasi jangka panjang, saat kondisi pasar anjlok seperti yang terjadi dalam sebulan terakhir lalu, 'tidurnya' tetap saja nyenyak karena gaya investasi jangka panjang dipilihnya.

Tuhan itu Maha Pengampun, tapi pasar saham tak mengenal ampun," jelasnya. 


sumber : Bisnis.com