Alhamdulillah, masih dapat menyaksikan film ini di XXI
Pluit Janction Jakarta .
Filmnya tidak hanya berfokus pada adegan pertarungan,
namun lebih banyak mengandung muatan sosial dan sisi humanis sang guru Wing
Chun. Secara garis besar, fokus ceritanya akan membahas dua sisi
dari seorang Yip Man, sebagai seorang pahlawan dan juga sebagai seorang
kepala keluarga.
Pada sekuel terbarunya, Yip Man (Donnie Yen) akan
bertarung melawan sekelompok gangster yang diperintah oleh pengusaha
properti jahat dan juga merupakan seorang petinju tangguh bernama Frank (Mike
Tyson). Frank berkeinginan untuk mengambil alih secara paksa sebuah bangunan
sekolah yang ada di lingkungan sekitar guru Yip.
Nothing is more
important than being around your loved ones. – Yip Man
Alur cerita menjadi lebih rumit ketika istri dari guru
Yip divonis mengidap kanker stadium lanjut. Penonton akan diajak untuk melihat
sisi lain dari seorang guru Yip yang belajar menari hanya untuk menyenangkan
hati istrinya. Guru Yip juga rela meninggalkan latihan kungfu-nya demi
mendampingi sang istri selama masa pengobatan.
Selain sebagai suami, guru Yip juga merupakan seorang
ayah. Tentunya, guru Yip harus menjadi sosok figur teladan bagi anaknya. Dalam
film ini, guru Yip telah mengubah perilakunya menjadi lebih baik dengan
berhenti merokok. Dalam salah satu adegan, guru Yip mengurungkan niatnya untuk
merokok ketika sedang menjaga keamanan di sebuah sekolah, karena terdapat
anak-anak disana. Selain itu, guru Yip juga tidak pernah terlihat merokok di
depan keluarganya.
Selain menyuguhkan dilema seorang ahli Wing Chun, IP
Man 3 juga menyelipkan beberapa hal yang mungkin tidak kamu sadari ketika
menonton film tersebut.

Sumber foto: aceshowbiz.com
1. Kekuatan media yang besar
Ada dua adegan di film IP Man 3 yang menggambarkan
kekuatan sebuah media. Adegan pertama, ketika Fatso (Kent Cheng), perwakilan
kepolisian Hong Kong, menggunakan kekuatan media untuk meliput penculikan
anak-anak oleh gangster yang mengancam keamanan kota. Alhasil,
liputan media tersebut mampu ‘memaksa’ bos dari Fatso untuk menghentikan
kegiatan operasional dari gangster tersebut. Padahal
sebelumnya, bos dari Fatso bersekongkol untuk melindungi operasi kejahatan
tersebut.
Adegan kedua, ketika Cheung Tin-chi
(Max Zhang) yang merupakan penarik becak sekaligus ahli bela diri Wing
Chun selalu membawa media setiap kali dirinya menantang duel para ahli bela
diri di China. Sehingga, dalam sekejap, reputasi Cheung Tin-chi diakui
sebagai seorang ahli bela diri Wing Chun.

Sumber foto: twitchfilm.com
2. Penghormatan ilmu bela diri Timur dan Barat
Ada yang menarik dari duel antara guru Yip dan Frank.
Pada pertarungan tersebut, Frank memberikan syarat apabila guru Yip mampu
bertahan selama tiga menit dalam sebuah duel, maka Frank tidak akan mengganggu
kehidupan guru Yip lagi. Uniknya, duel tersebut berakhir seri. Saya
menginterpretasikan momen ini sebagai bentuk penghormatan kepada aliran
ilmu bela diri Timur dan Barat. Selain itu, hasil akhir dari duel tersebut juga
untuk menjaga nama baik guru Yip dan Mike Tyson selaku mantan petinju dunia.
Durasi tiga menit juga merupakan penghormatan kepada
Mike Tyson karena pada masa keemasannya, Mike Tyson terkenal mampu
membuat KO lawannya hanya dalam satu ronde tinju. Dimana setiap ronde
tinju berdurasi selama tiga menit.
Sumber foto: drafthouse.com
3. Baju putih IP Man di pertarungan terakhir
Pada pertarungan terakhir melawan Cheung Tin-chi,
ada penampakan yang berbeda dari baju yang dikenakan oleh guru Yip. Sepanjang
film, guru Yip konsisten menggunakan baju hitam. Namun, pada adegan pertarungan
terakhir, guru Yip tiba-tiba menggunakan warna putih. Teman saya menyadari
bagian ini sebagai sebuah makna tersirat untuk menunjukkan mana yang benar dan
mana yang salah. Pada adegan ini, secara tersirat guru Yip diibaratkan sebagai
tokoh protagonis memakai baju putih dan Cheung Tin-chi diibaratkan sebagai
tokoh antagonis memakai baju hitam.
dikutip dari :
https://michaelbliss92.wordpress.com/2015/12/28/3-hal-yang-mungkin-kamu-lewatkan-dari-film-ip-man-3/